Senin, 14 Maret 2016

DAMPAK MINUMAN KERAS DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGI SOSIAL

     
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat khususnya para pelajar, dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang tersebut.
Masyarakat cendrung menginginkan kesenangan duniawi saja, tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan akibat perbuatannya tersebut. Banyak masyarakat menghabiskan waktu untuk bersenang-senang tanpa ada batas. Ini akibat adanya pergaulan bebas yang terjadi di zaman sekarang. Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun itulah yang ada dibenak mereka semua tanpa memikirkan dampak dari pergaulan bebas tersebut. Salah satu pergaulan bebas yang identik di masyarakat adalah minuman keras.
Minuman keras yang lebih dikenal dengan sebutan Miras telah mendarah daging bagi masyarakat yang hanya berfikir negatif. Mayoritas masyarakat sekarang apabila tertimpa masalah atau stress maka akan melampiaskannya dengan meminum minuman keras. Padahal minuman keras tidak dapat menyelesaikan masalah sedikitpun dan bahkan hanya bisa menambah masalah. Dampak Miras juga sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh, namun tetap saja masih banyak mayarakat yang sadar tetapi tetap meminum tanpa memikirkan dampak negatif dari minuman tersebut.
B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari Penyimpangan Sosial dan Miras?
2.      Apa hubungan Psikologi Sosial dengan Miras?
3.      Apa saja dampak Miras bagi masyarakat ditinjau dari Sudut pandang Psikologi Sosial?
4.      Bagaimana solusi dari Sosiolog untuk menghentikan pecandu penyimpangan sosial Miras di masayarakat?
C.   TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui penyimpangan sosial yang berhubungan dengan miras di Masyarakat.
2.      Untuk memahami hubungan Psikologi Sosial dengan  Miras.
3.      Untuk mengetahui dampak negatif dari miras bagi masyarakat.
4.      Agar mendapatkan solusi yang dapat menanggulangi penyimpangan sosial yang terjadi.



BAB II
PEMBAHASAN
1.       Pengertian dari Penyimpangan Sosial dan Miras
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.     
Berikut ini beberapa definisi dari perilaku menyimpang yang dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi :
1.        James Worker Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau masyarakat.
2.        Robert M.Z Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
3.        Paul Band Horton. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
4.        Bruce J.Cohen Ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Miras atau sering di artikan sebagai minuman keras adalah salah satu contoh dari berbagai macam penyimpangan sosial yang ada di masyarakat. Pengertian Miras Menurut Asep Subhi & Ahmad Taufik (2004: 103) adalah: “minum-minuman beralkohol yang dapat menyebabkan si peminum mabuk dan hilang kesadarannya. Minuman beralkohol ini dapat merusak pikiran, sehingga orang menjadi tidak sewajarnya atau tidak normal”.
Miras atau minuman keras termasuk dalam penyimpangan sosial karena dapat merusak akal sehat manusia. Miras merupakan masalah sosial yang dialami kebanyakan masyarakat di seluruh dunia. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar menyatakan:
“Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kkelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomi biologis, biopsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial”. (Soerjono Soekanto. 2012: 314).
2.  Hubungan Psikologi Sosial dengan Miras
            Sebelum membahas hubungan psikologi sosial dengan miras, kita akan membahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Psikologi sosial? Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku hubungan antara manusia dan kelompok serta pengaruh sosial terhadap perilaku manusia. Psikologi sosial merupakan cabang baru dalam ilmu psikologi yang fokus terhadap hubungan antara kegiatan manusia terhadap situasi sosial.
Di dalam buku “Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik” menyatakan:
“Psikologi sosial yang dikembangkan para ilmuan yang mempunyai latar belakang psikologi cenderung memandang perilaku sosial sebagai akibat dari faktor individual (Psychological social psychology), sedangkan psikologi sosial yang dikembangkan oleh ilmuan yang mempunyai latar belakang sosiologi cenderung memandang perilaku sosial sebagai akibat faktor-faktor sosial (sociological social psychology)”. (Agus Abdullah Rahman. 2013:4).
Pengertian Psikologi sosial menurut para ahli:
1.        Hubert Bonner
Menurut Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology”, psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
2.      Gordon Allport
Pada tahun 1985, Gordon Allport mengemukakan bahwa psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara nyata atau aktual, dalam bayangan atau imajinasi, dan dalam kehadiran yang tidak langsung (implied).
3.        A.M. Chorus
Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
4.        David O Sears
Psikologi sosial adalah ilmu yang berusaha secara sistematis untuk memahami perilaku sosial mengenai bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi sosial, bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, dan bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi sosial.
Pertanyaan yang paling fundamental adalah apa hubungan antara psikologi sosial dengan miras? Didalam psikologi sosial ada penyimpangan sosial, dan miras adalah salah satu contoh dari berbagai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
            Apabila ditinjau dari segi agama, miras sangat dilarang keras dalam agama islam. Karena segala sesuatu yang memabukkan termasuk dosa besar. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ، قُلْ فِيْهِمَا اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّ مَنَافِعُ لِلنَّاسِ، وَ اِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَا، وَ يَسْأَلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ، قُلِ اْلعَفْوَ، كَذلِكَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمُ اْلايتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ. البقرة:219
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafqahkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir. [QS. Al-Baqarah : 219]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِنَّمَا اْلخَمْرُ وَ اْلمَيْسِرُ وَ اْلاَنْصَابُ وَ اْلاَزْلاَمُ رِجْسٌ مّنْ عَمَلِ الشَّيْطنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ اْلعَدَاوَةَ وَ اْلبَغْضَآءَ فِى اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ وَ يَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَ عَنِ الصَّلوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ. المائدة:90-91
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-91].
            Bukan hanya ilmu Psikologi sosial yang membahas tentang penyimpangan sosial yang berkenaan dengan minuman keras. Agama islam pun sangat melarang minuman tersebut untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dari sini tergambar jelas hubungan antara psikologi sosial dengan minuman keras yang termasuk dalam penyimpangan sosial di masyarakat.
1.   Dampak Miras bagi masyarakat ditinjau dari Sudut pandang Psikologi Sosial
Jika di lihat dari segi kesehatan, minuman keras juga sangat berdampak pada kesehatan diri seseorang. Wasis dan Irianto (2008: 125) menjelaskan bahwa alkohol yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan seperti lambung dan usus sehingga dapat menimbulkan pendarahan. Lambung yang terluka dapat menimbulkan penyakit mag sedangkan usus yang berlubang akan menyebabkan terganggunya penyerapan makanan sehingga badan menjadi kurus.
Dalam teori tentang perilaku menyimpang berdasarkan sudut pandang sosiologi:
·         Teori Labeling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, dan etiket kepada seseorang. Karena adanya label tersebut, maka para pecandu miras akan mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi suatu kebiasaan.
·         Teori Sosialisasi
Teori sosiologi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari beberapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang. Yaitu apabila sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang juga. dan teori sosioalisasi ini terbukti ketika orang biasa bergaul dengan para pecandu minuman keras, maka lama-kelamaan orang biasa tersebut akan terpengaruhi oleh teman-temannya.
Seorang yang minum minuman beralkohol (miras) akan sering buang air kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan mengatasi rasa hausnya dengan minum minuman  beralkohol lagi. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain.
Dalam psikologi sosial miras memiliki dampak negatif yang besar bagi tubuh. Yaitu:
Dampak miras akan mengalami gangguan-gangguan fisik sebagai berikut:
·         Berat badannya akan turun secara drastis.
·         Matanya akan terlihat cekung dan merah.
·         Mukanya pucat.
·         Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
·         Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
·         Buang air besar dan kecil kurang lancar.
·         Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
Dampak miras akan mengalami perubahan emosi sebagai berikut:
·         Sangat sensitif dan mudah bosan.
·         Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang.
·         Emosinya tidak stabil.
·         Kehilangan nafsu makan.
Dampak miras akan menunjukkan perilaku negatif sebagai berikut:
·         Malas
·         Sering melupakan tanggung jawab
·         Jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
·         Menunjukan sikap tidak peduli
·         Menjauh dari keluarga
·         Mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
·         Menggadaikan barang-barang berharga di rumah
·         Sering menyendiri
·         Menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset, gudang, atau kamar mandi
Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri. Hal ini dapat menjadi faktor pencetus ke arah tindak kriminal Alkohol membinasakan rumah tangga, mengubah anak-anak muda yang penuh semangat menjadi manusia yang tidak mempunyai harapan. Mengubah kaum laki-laki menjadi  berandalan. Mengubah kaum wanita menjadi manusia telantar. Menghancurkan yang lemah dan melemahkan yang kuat.

2.     Solusi dari Sosiolog untuk menghentikan pecandu penyimpangan sosial Miras di masayarakat                 
Menurut Supratiknya (1995) Ada beberapa cara untuk menolong seorang alkoholik menghantikan kebiasaan buruknya. Secara biologis dapat di gunakan obat-obatan tertentu untuk mendetoksifikasi (menghilangkan karacunan) orang-orang yang mabuk kronik berat. Sedangkan secara psikososial, salah satu cara pendekatan yang efektif adalah terapi kelompok. Dalam situasi kelompok, para alkoholik di ajak menghadapi masalah-masalah hidupnyaa, menyadari akibat-akibat merusak dari masalah-masalahnya itu, dan di tolong menemukan kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasinya.
Seseorang yang telah kecanduan minuman keras ataupun narkoba memang sulit untuk melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap barang-barang tersebut, tapi bukan berarti tidak bisa.
Berikut ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melepaskan diri dari jeratan ketergantungan terhadap penyimpangan sosial akibat minuman keras:
1.      Ciptakan suatu kondisi dimana sipecandu sibuk dengan suatu urusan (sebaiknya urusan yang memang disukainya atau hobinya yang positif), sehingga waktunya untuk mengingat barang tersebut sedikit demi sedikit dapat dilupakannya.
2.      Ciptakan suatu kondisi agar sipecandu sendiri yang bertekad untuk meninggalkan dunia yang selama ini digelutinya, dan ini merupakan hal yang terbaik dan terpenting.
3.      Jika sipecandu sering bermabuk-mabukan dengan teman-temannya, maka sipecandu harus dijauhkan dari pergaulannya.
4.      Jika seorang muslim, maka sering-seringlah berjamaah dimesjid, mendengarkan ceramah-ceramah agama dan bergaul dengan para ulama.
5.      Keluarga harus lebih sering menasehati dan mengingatkannya dengan lemah lembut, tentang bahaya minuman keras. Jangan memakai kekerasan, mengejek atau memarahinya.



 BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Di dalam psikologi sosial terdapat penyimpangan sosial yang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.
Penyimpangan sosial dari miras (minuman keras) memiliki dampak negatif yang sangat besar bagi kesehatan tubuh manusia. Ironisnya kebanyakan masyarakat di era globalisasi ini menganggap hal tersebut menjadi kebiasaan. Miras dianggap dapat menghilangkan stress dan menyelesaikan masalah, padahal mengkonsumsi miras bahkan dapat menambah masalah semakin rumit dan tidak dapat terselesaikan.
Melihat sudut pandang dari Psikologi sosial bahwa miras yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan seperti lambung dan usus sehingga dapat menimbulkan pendarahan. Lambung yang terluka dapat menimbulkan penyakit mag sedangkan usus yang berlubang akan menyebabkan terganggunya penyerapan makanan sehingga badan menjadi kurus, serta masih banyak dampak negatif lainnya yang dihasilkan dari minuman keras.

  
DAFTAR PUTAKA
Rahman. Agus Abdul. (2013). Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Rajawali Press. Jakarta.
Newcomb. M Theodore, Turner H. Ralph and Converse E. Philip. (1985). Psikologi Sosial. Terj: Dra. Ny. Joesoef Noesjirwan. Cetakan ke: III. Diponegoro. Bandung.
Soekanto. Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.

    

1 komentar:

  1. Produsen dan pengedar miras di negara demokrasi ini sejak JAman DahULu hingga Sekarang masih dibolehkan beroperasi. Sampai kapan yaa?? #mikir #Islam

    BalasHapus