EMBUN PENYEJUK HATI
1. Kaya
itu penting, tapi jangan yang penting kaya; " yang penting kaya."
bisa menghalalkan segala cara. Maka kalau bisa, orang itu kaya dan sehat. Sehat
itu penting, karena maksiat saja perlu sehat, apalagi ketaatan dan kebaikan
perlu kesehatan. Berusahalah jadi orang kuat.
2. Hidup
itu nikmat dan indah, maka nikmatilah keindahan hidup. Yang membuat tidak
nikmat itu manusianya. Allah sudah menjadikan semuanya indah di dunia ini. "Dia-lah
yang membuat indah segala sesuatu yang Dia ciptakan" (Qs. [32]: 7)
3. Keindahan
dan kenikmatan,
bagi seorang guru yaitu murid;
bagi suami adalah istri;
bagi orang tua adalah anak;
bagi pemimpin adalah rakyat, dst.
Ini surga kita:
guru punya murid, murid punya guru, itu surga.
Bayangkan murid tidak punya guru, atau guru tidak punya murid.
Dokter tidak punya pasien, pasien tidak punya dokter.
4.
Guru
bukan sekedar mengajar ilmu, tapi juga mengajar kehidupan.
Kiai yg bener itu ada di pondok 24 jam, 7 hari seminggu, 31 hari
sebulan, dst;
pesantren tidak boleh jadi sambilan,
mendidik dan mengajar tidak boleh hanya sambilan.
Harus totalitas; tenaga, pikiran, hati, dan keikhlasan.
5. Kita
syukuri kenikmatan ini, dan kita nikmati
kesyukuran ini. Jangan sampai kenikmatan
kita disyukuri orang lain, atau kesyukuran kita orang lain yg menikmati
Ramadhan dan Idul Fitri, itu kesyukuran
dan kenikmatan kita, jangan sampe malah orang-orang nasrani, yahudi, kapitalis,
komunis, dll yang menikmati.
6. Memberi sedekah saat2 sulit itu bagus, mulia.
Memberi sedekah saat lapang itu biasa.
Ingat hadis Rasul: "juhdul muqill",
kerja kerasnya orang yg serba terbatas;
maka keterbatasan diri tidak boleh membuat orang tidak berbuat
kebaikan.
7. Maka, jangan sampai jadi manusia
yang tidak punya prestasi.
Berprestasilah,
dan harus punya keunggulan.
Berprestasilah dlm kebaikan, kemakrufan dan kebenaran.
8. Di pondok ini semangatnya adalah
kebersamaan untuk memberi,
bukan kebersamaan untuk bagi-bagi.
Ingat, dlm berjuang dan berjihad jangan berpikir dapat apa,
berapa...., itu sampah2 perjuangan.
9. Di pondok ini kita tanamkan bom, yaitu bom spiritual, bukan bom
kimiawi.
Kita didik santri2 ini menjadi bom spiritual, untuk mengebom
sesuatu yg tidak benar, kemungkaran dan kemunduran.
10. Tiap orang punya aib,
tiap lembaga punya kekurangan.
Boleh membaca aib orang,
tapi jangan membacakannya !!
Bedakan antara membaca dan membacakan.
Suasana sekarang ini semrawut, karena saling membacakan aib orang
lain.
11. Ulama yg mempertahankan harga diri dan meninggalkan persatuan
umat,
menjauhi ukhuwah Islamiyah,
tidak usah diikuti, itu ulama palsu.
Dan bila Umat ditinggalkan itu ulama itu pahit, tapi
lebih pahit lagi kalau ulama ditinggalkan umat.
Kata2 sangat bermanfaat, byk Ilmu yg didapat dari tulisan ini, terimakasih
BalasHapus