The Interpreter adalah film yang menceritakan kehidupan seorang
wanita yang bernama Silvia Broome, berprofesi sebagai penerjemah bahasa “Ku” untuk
PBB yang merupakan bahasa rakyat Matobo salah satu daerah di Afrika. Silvia Broome
adalah wanita kulit putih yang sebenarnya memiliki darah Matobo dari orang
tuanya karena ia dilahirkan serta dibesarkan di daerah tersebut.
Di dalam film The Interpreter ini mengkisahkan tentang diplomasi,
agen rahasia, Keamanan Internasional, Markas Besar PBB, pembunuhan, terorisme,
organisasi rahasia dan pembantaian.
Suatu ketika Silvia Broome sebagai penerjemah PBB sedang berada di
salah satu ruang kerja secara tidak sengaja mendengar sebuah percakapan yang
intinya berencana untuk melakukan pembunuhan terhadap kepala Edmund Zuwanie
(kepala negara Matabo), yang di tuduh telah melakukan pembantaian genosida.
Setelah mengetahui percakapan perencanaan pembunuhan tersebut, Silvia merasa
keamanan dirinya semakin terancam. Ia sangat khawatir akan ada pihak yang
berniat mencelakai dirinya. Akhirnya Secret Servis pun mengutus Tobin
Keller yang ditugaskan untuk melindungi sekaligus menyelidiki Silvia Broome.
Di lain pihak, Agen Secret Servis Tobin Keller yang sebelumnya
ditugaskan untuk melindungi Silvia dalam menyelidiki rencana pembunuhan Edmund
Zuwanie, ternyata mencurigai Silvia karena latar belakangnya sebagai musuh
politik Zuwanie yang menyebabkan kematian keluarganya. Bukan hanya itu saja,
Tobin Keller pun menemukan bukti-bukti lain yang menunjukkan hubungan Silvia
dengan sebuah organisasi global terselubung dengan melihat fhoto-fhoto yang di
dalamnya terdapat Silvia, sehingga Tobin Keller berfikir bahwa tidak mungkin wanita
ini justru menjadi bagian dari rencana pembunuhannya sendiri. Ketimpangan
inilah yang menyulitkan Silvia untuk mempercayakan keselamatan jiwanya kepada Agen
Secret Servis Tobin Keller yang masih gundah dalam memastikan Silvia apakah
seorang tersangka atau korban?.
Pengeboman di bis kota dengan cara meninggalkan barang di dalam bis
dan ketika dipegang ternyata adalah bom dan langsung meledak serta menelan
korban jiwa yang banyak. mengakibatkan pandangan semakin buruk kepada presiden
Matabo Edward Zuwenie yang di pandang sebagai dalang dari semua kejaidan
tersebut.
Akhirnya, ketika kunjungan Edward Zuwenie ke markas besar PBB
ternyata disambut dengan olok-olokan serta demo-demo di sepanjang jalan menuju
Markas PBB. Saat Edward Zuwenie menyampaikan pidatonya di atas podium ternyata
ada sniper yang ingin membunuh presiden Matabo tersebut. Namun Edward Zuwenie
berhasil di amankan di suatu ruangan dan penembak tersebut berhasil di bekukan.
Setelah diselidiki lebih lanjut lagi, ternyata dalang dari semua
kejahatan tersebut adalah Edward Zuwenie. Ia ingin merubah persepsi masyarakat
dunia bahwasannya ia juga merupakan korban dari pembunuhan dan bukan dalang
dari semuanya. Namun apalah daya, segala tipu muslihatnya ternyata dapat
diketahui oleh Silvia dan Tobbin Keller. Akhirnya, Edward Zuwenie dibawa ke ICC
untuk di hukum dengan banyak sekali tuntutan.
Yang menarik di film ini adalah pemerannya yang sangat pas dan
tempat shooting di markas PBB langsung. Bagaimana proses pengeboman yang
dilakukan dengan cara meninggalkan barang (bom) di dalam bis, diplomasi,
pentingnya bahasa, bagaimana trik meneliti dan menelaah serta membedakan mana
yang baik dan mana yang pura-pura baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar