Minggu, 13 Maret 2016

REVIEW FILM THE INTERPRETER


The Interpreter adalah film yang menceritakan kehidupan seorang wanita yang bernama Silvia Broome, berprofesi sebagai penerjemah bahasa “Ku” untuk PBB yang merupakan bahasa rakyat Matobo salah satu daerah di Afrika. Silvia Broome adalah wanita kulit putih yang sebenarnya memiliki darah Matobo dari orang tuanya karena ia dilahirkan serta dibesarkan di daerah tersebut.
Di dalam film The Interpreter ini mengkisahkan tentang diplomasi, agen rahasia, Keamanan Internasional, Markas Besar PBB, pembunuhan, terorisme, organisasi rahasia dan pembantaian.
Suatu ketika Silvia Broome sebagai penerjemah PBB sedang berada di salah satu ruang kerja secara tidak sengaja mendengar sebuah percakapan yang intinya berencana untuk melakukan pembunuhan terhadap kepala Edmund Zuwanie (kepala negara Matabo), yang di tuduh telah melakukan pembantaian genosida. Setelah mengetahui percakapan perencanaan pembunuhan tersebut, Silvia merasa keamanan dirinya semakin terancam. Ia sangat khawatir akan ada pihak yang berniat mencelakai dirinya. Akhirnya Secret Servis pun mengutus Tobin Keller yang ditugaskan untuk melindungi sekaligus menyelidiki Silvia Broome.
Di lain pihak, Agen Secret Servis Tobin Keller yang sebelumnya ditugaskan untuk melindungi Silvia dalam menyelidiki rencana pembunuhan Edmund Zuwanie, ternyata mencurigai Silvia karena latar belakangnya sebagai musuh politik Zuwanie yang menyebabkan kematian keluarganya. Bukan hanya itu saja, Tobin Keller pun menemukan bukti-bukti lain yang menunjukkan hubungan Silvia dengan sebuah organisasi global terselubung dengan melihat fhoto-fhoto yang di dalamnya terdapat Silvia, sehingga Tobin Keller berfikir bahwa tidak mungkin wanita ini justru menjadi bagian dari rencana pembunuhannya sendiri. Ketimpangan inilah yang menyulitkan Silvia untuk mempercayakan keselamatan jiwanya kepada Agen Secret Servis Tobin Keller yang masih gundah dalam memastikan Silvia apakah seorang tersangka atau korban?.
Pengeboman di bis kota dengan cara meninggalkan barang di dalam bis dan ketika dipegang ternyata adalah bom dan langsung meledak serta menelan korban jiwa yang banyak. mengakibatkan pandangan semakin buruk kepada presiden Matabo Edward Zuwenie yang di pandang sebagai dalang dari semua kejaidan tersebut.
Akhirnya, ketika kunjungan Edward Zuwenie ke markas besar PBB ternyata disambut dengan olok-olokan serta demo-demo di sepanjang jalan menuju Markas PBB. Saat Edward Zuwenie menyampaikan pidatonya di atas podium ternyata ada sniper yang ingin membunuh presiden Matabo tersebut. Namun Edward Zuwenie berhasil di amankan di suatu ruangan dan penembak tersebut berhasil di bekukan.
Setelah diselidiki lebih lanjut lagi, ternyata dalang dari semua kejahatan tersebut adalah Edward Zuwenie. Ia ingin merubah persepsi masyarakat dunia bahwasannya ia juga merupakan korban dari pembunuhan dan bukan dalang dari semuanya. Namun apalah daya, segala tipu muslihatnya ternyata dapat diketahui oleh Silvia dan Tobbin Keller. Akhirnya, Edward Zuwenie dibawa ke ICC untuk di hukum dengan banyak sekali tuntutan.

Yang menarik di film ini adalah pemerannya yang sangat pas dan tempat shooting di markas PBB langsung. Bagaimana proses pengeboman yang dilakukan dengan cara meninggalkan barang (bom) di dalam bis, diplomasi, pentingnya bahasa, bagaimana trik meneliti dan menelaah serta membedakan mana yang baik dan mana yang pura-pura baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar