Senin, 14 Maret 2016

SURAT UNTUK AYAH


Ayah.....
Masih ingatkah pada 12 Ramadhan?
Kita berbuka puasa dengan nikmat.
Ketika kupercepat niatku untuk bertarawih bersama teman-temanku.
Kau sarankan aku untuk sholat maghrib terlebih dahulu
            “sholat maghrib itu wajib, sholat tarawih itu sunnah, dahulukan yang wajib”
Katamu ketika itu.
Lantas kuambil air wudhu untuk mensucikan diriku dan kutuntaskan sholat wajibku pada Maghrib itu.
            Kemudian aku pamit, kucium tanganmu yang kuat itu.
            Tangan yang berpayah-payah untuk menghidupi keluarga kita.
            Kucium pipi kiri dan kanan ibu,
            Pipi yang yang selalu tertetesi air mata do’a untuk kita semua.
Kuambil motorku yang kau belikan 1 bulan yang lalu
Dengan perdebatan panjang antara ibu dan kakak-kakakku.
Akhirnya karena cintamu, kau belikan untukku motor itu.
Ku kendarai sambil menghirup sisa maghrib yang khidmat.
Aku mempercepat diri menuju sahabat-sahabatku yang sudah lama menunggu.
Kami akan bertarawih bersama-sama ayah, di masjid dekat sekolah kami.
            Dan seketika.... “Pyaaaarrrr”.......
            Tak tahu apa yang terjadi...
            Yang aku tahu, ketika aku bangun dan merasakan ringan
yang luar biasa di ketinggian...
aku melihatmu meraung-raung ayah....
ayah.... aku ingin mengusap pipi basahmu dan mengatakan
“ayah.... aku tidak apa-apa, jangan mengkhawatirkan ku ayah”....
Tapi kau tak mendengar teriakanku...
Bahkan usapan jariku ke pipimu sama sekali tak kau hiraukan....
Ayah....
Malam itu aku tetap tarawih
Aku bertarawih bersama ribuan malaikat
Dengan keharuman surga mengelilingiku
Serta bersajadahkan beludru sutera, yang aku tak pernah temui sebelumnya.
Selesai tarawih, aku bergegas mengunjungimu ayah...
Wajahmu begitu berduka....
Dan hatimu dipenuhi penyesalan atas pembelian motor itu...
            Ayah....
            Jangan kau salahkan motor itu...
            Jangan kau salahkan angkuatan itu....
            Jangan ayah... jangan....
Motor itulah yang mengantarkanku bertarawih bersama malaikat.
Motor itulah yang mengantarkanku bergelimangan harumnya surga.
Motor itulah yang mengantarkanku kepelukan cinta Sang Pencipta....
Seperti engkau ... Allah...
            Kau telah mengantarkanku padanya.
            Dengan ketegara, keikhlasa dan kesabaranmu
            Terima kasih ayah....
            Kusambut engkau di arsyi Allah
            Kusambut engkau nanti di surga yang sesungguhnya....


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar