Rabu, 23 Maret 2016

KISAH PENEBANG KAYU


Pada suatu hari, seorang penebang kayu yang sangat kuat mencari pekerjaan kepada pedagang kayu dan akhirnya diapun mendapatkannya. Bayarannya lumayan dan begitu juga dengan pekerjaannya. Maka dari itu, penebang kayu itu bertekad untuk melakukan yang terbaik. Bosnya memberinya sebuah kapak dan menunjukkan tempat dimana pohon itu bisa ditebang.
Hari pertama, penebang kayu itu berhasil membawa 18 pohon.
"Selamat," kata bos. "Teruskan seperti itu...!"
Karena sangat termotivasi dengan pujian bos, penebang kayu mencoba lebih keras pada hari berikutnya, tapi ternyata ia hanya bisa membawa 15 pohon. Hari ketiga ia mencoba lebih keras, tapi ia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari semakin kurang jumlah pohon yang dibawa.
"Sepertinya tenagaku sudah berkurang", pikir penebang kayu. Dia menghampiri bos untuk minta maaf dan mengatakan bahwa ia tidak tau apa yang sedang terjadi.
"Kapan terakhir kali Kamu mengasah kapak?" Tanya bos.
"Mempertajam? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk untuk berusaha memotong pohon sebanyak mungkin ... "
PESAN :
Hidup kita seperti itu. Kita kadang-kadang begitu sibuk sehingga kita tidak punya waktu untuk mempertajam "kapak". Dalam kehidupan sekarang ini, sepertinya orang makin sibuk tapi makin kurang bahagia.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Tidak ada yang salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tapi kita juga tidak harus begitu sibuk sehingga kita mengabaikan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi kita, meluangkan waktu untuk berdoa, memberikan lebih banyak waktu untuk keluarga, meluangkan waktu untuk membaca dll

Kita semua perlu waktu untuk bersantai, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan tumbuh. Jika kita tidak mengambil waktu untuk mempertajam "kapak", kita akan menjadi kusam dan kehilangan efektivitas kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar